Site Meter Kisah Pendayung Sampan | A r t Of S i r a h

Do not stop learning as long as you still life, because no one is born smart, and not the same someone who had knowledge and the ignorant

“Menakjubkan urusan seorang mu’min, jika ia mendapatkan ni’mat maka ia bersyukur dan syukur itu sangat baik baginya. Dan jika ia ditimpa musibah maka ia bersabar dan sabar itu sangat baik baginya.” (HR Muslim & Tirmidzi)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda, “Demi Alloh, DUNIA ini dibanding AKHIRAT ibarat seseorang yang mencelupkan JARINYA ke LAUT; air yang TERSISA di JARINYA ketika diangkat itulah NILAI DUNIA ( akhirat = LAUT) ” (HR Muslim)

Kisah Pendayung Sampan

Posted by Unknown | Saturday, April 20, 2013 | | 0 comments »

Suatu hari, seorang Profesor yang sedang membuat kajian tentang lautan menumpang sebuah sampan. Pendayung sampan itu seorang tua yang begitu pendiam. Profesor memang mencari pendayung sampan yang pendiam agar tidak banyak bertanya ketika dia sedang membuat kajian. 

Dengan begitu tekun Profesor itu membuat kajian. Diambilnya sedikit air laut dengan tabung uji kemudian digoyang-goyang; setelah itu dia menulis sesuatu di dalam buku. Berjam-jam lamanya Profesor itu membuat kajian dengan tekun sekali. 

Pendayung sampan itu mendongak ke langit. Berdasarkan pengalamannya dia berkata di dalam hati, “Hmm. Sepertinya akan hujan.” “OK, semua sudah siap, mari kita kembali ke darat” kata Profesor itu. Pendayung sampan itu setuju dan mulai memutar sampannya ke arah pantai. 


Ketika dalam perjalanan pulang itu barulah Profesor itu menegur pendayung sampan. “Kamu sudah lama kerja mendayung sampan?” Tanya Profesor itu. 

 “Hampir semur hidup saya.” Jawab pendayung sampan itu dengan ringkas. 

“Seumur hidup kamu?” Tanya Profesor itu lagi. 

“Ya”. 

“Jadi kamu tidak tahu perkara-perkara lain selain dari mendayung sampan?” Tanya Professor itu. 

Pendayung sampan itu hanya menggelengkan kepalanya. 

Masih tidak berpuas hati, Profesor itu bertanya lagi, “Kamu tahu geografi?” 

Pendayung sampan itu menggelengkan kepala. 

“Kalau macam ni, kamu dah kehilangan 25% dari usia kamu.” Kata Profesor itu lagi, 
“Kamu tahu biologi?” 

Pendayung sampan itu menggelengkan kepala. 

“Kasihan. Kamu sudah kehilangan 50% usia kamu. 
Kamu tahu fisika?” Profesor itu masih lagi bertanya. 

Seperti tadi, pendayung sampan itu hanya menggelengkan kepala. 

“Kalau begini, kasihan, kamu sudah kehilangan 75% dari usia kamu. Malang sungguh nasib kamu, semuanya tak tahu.Seluruh usia kamu dihabiskan sebagai pendayung sampan.” Kata Profesor itu dengan nada mengejek dan angkuh. 

Pendayung sampan itu hanya berdiam diri. Selang beberapa menit kemudian, tiba-tiba hujan turun. Tiba-tiba saja datang ombak besar. Sampan itu dilambung ombak besar dan terbalik. Profesor dan pendayung sampan terpelanting. 

Sempat pula pendayung sampan itu bertanya, “Kamu tahu berenang?” 

Profesor itu menggelengkan kepala. 

 “Kalau macam ini, kamu dah kehilangan 100% nyawa kamu.” Kata pendayung sampan itu sambil berenang menuju ke pantai.


pesan moral dalam cerita ini : 

Dalam hidup ini IQ yang tinggi belum tentu bisa menjamin kehidupan. Tak ada gunanya kita pandai dan mengetahui banyak perkara jika tak tahu perkara-perkara penting dalam hidup. 

Adakalanya orang yang kita sangka bodoh itu rupanya lebih sukses dari kita. Dia mungkin bodoh dalam bidang yang tidak ada kaitannya dengan pekerjaannya, tetapi “MASTER” dalam bidang yang tekuninyai. 

Hidup ini singkat. Jadi, tanyalah pada diri sendiri,untuk apakah ilmu yg dipelajari jika bukan untuk digunakan dan bisa bermanfaat ? 




 


hosting dan domain
art.sirah.org 

0 comments